2008
sudahkah langkah ke depan direncanakan?
menoleh ke belakang adalah gelap
Dan kau harus mempersiapkan menyongsong cahaya
Keabadian, yang sebermula adalah kematian
Jangan sampai terjaga, namun mengapa masih saja
Diam di tempat bahkan mengubur jejak mendatang?
Mestinya lebih membanting otak dan tinggalkan perasaan?
Sementara hari-hari kemarin hanya kumpulan luka
Menderaskan darahairmata, meluber seluruh tanah air
Jangan bimbang tentang esok
Tuhan maha kaya dan memberikan segala
Hanya saja kita tak pandai mensyukurinya
Hingga berubah azab yang bertubi-tubi kita nikmati
Sementara dalam bencana ada berkah tersembunyi
Hanya saja kita tidak sabar atau renungkanlah
Kita masih saja suka pada derita sesama
Yang menjadikan hati keras batu
Mengulang hari-hari yang sama?
Usia terus saja berkurang, dosa kian bertumpuk menggunung
Sampai sesakkan dada dan tak kuat memikul beban dosa itu
Mengapa selalu mengulang hal yang sama?
Sungguh, bagaimana menelikung setan yang blingsatan
Mengepung niatan kita yang baik?
Betapa cerdik setan mengajari kenikmatan fatamorgana
Malam hanya gelap semata
Tak ada tegak cahaya
(begitu cerdiknya setan menimang kita
hingga pulas memimpikan kesia-siaan)
ah, masih ada noktah cahaya memberikan harapan
berharap tidak luput dari genggam
lembaran-lembar waktu ke depan akankah menjadi pedang
yang sanggup penggal segala berhala dunia
yang terus tumbuh di dada
ataukah tidak tahan sabar dan bergegas menuju kehancuran?
Masih begitu banyak Tanya, yamng tak butuh jawaban
Sebab semua kata suciMu, telah tertulis di buku suci
Yang setiap kali bias mengejanya, hanya saja sulit
menjalaninya?
Studio emprak, 1108